about love

::neng hepi!

Hari ini, kutuliskan sebait surat untukmu yang jauh di sana. Surat ini kutitipkan pada Tuhan, sebagai satu-satunya yang mengerti sepenuhnya akan perasaanku padamu. Bahwa aku akan mencintaimu lebih dari yang kamu tahu. Tapi, maaf bila aku tak dapat memberikannya sebesar Tuhan memberikannya padamu.

Aku tahu, yang akan kuungkap sekarang, mungkin terlihat konyol untukmu. Tapi, kumohon bacalah ini hingga usai. Jadi, aku bisa merasa lega karena cintaku telah kamu ketahui.

Kamu tahu, perasaan cintaku padamu datang begitu cepat dan kurasa akan menguap terlalu lama. Aku bukanlah tipikal wanita yang mudah jatuh cinta. Bukan karena aku memiliki gengsi yang tinggi atau bermaksud bersikap munafik padamu. Tapi, sungguh, ‘cinta’ memperkenalkanku padamu.

Ketika cinta itu menghampiri, aku tak tahu pasti bagaimana aku harus menyikapinya. Aku akui, aku terlalu polos tentang hal ini. Karena di pikiranku, cinta adalah perasaan yang masih terlalu dini untuk kupahami artinya. Namun, kamu telah memperkenalkanya itu padaku.

Bertemu denganmu di lorong sekolah, sepertinya ada getaran berbeda di rongga dadaku. Melihat kilasan senyummu dari balik jendela, selalu merasa bahwa senyum itu adalah berkah dari Tuhan untukmu. Dan mendengar suaramu mengalunkan asma Allah S.W.T., terasa begitu damai.

Aku tak tahu, apakah yang kurasakan ini adalah cinta?

Apakah yang kualami adalah kewajaran?

Dan begitupun ketika aku harus menerima perasaan itu, apakah aku akan kuasa untuk mencegahnya pergi?

Ah. Inilah kisah cintaku yang tak pernah berujung pada kenyataan. Hanyalah buraman ironi dalam sebuah kiasan tak bermakna. Bahwa cinta tak dapat kumaksudkan artinya. Dan tak dapat kutentukan datangnya.

Tuhan, bila kelak perasaan itu muncul, bimbinglah aku selalu dalam jalan-Mu. Karena hanya Engkau-lah pemilik cinta itu.